Realisasi Investasi Triwulan III Tahun 2019 Tertinggi dalam Sejarah
Realisasi investasi di Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan dan menjadi perolehan terbesar dalam sejarah realisasi investasi per triwulan di Jakarta.
Menembus Rp 41,1 triliun
Realisasi investasi berdasarkan lokasi proyek terbesar yakni, DKI Jakarta sebesar Rp 41,1 triliun (20,0 persen), Jawa Barat Rp 33,4 triliun (16,2 persen), Jawa Timur Rp 14,8 triliun (7,2 persen); Riau Rp 13,1 triliun (6,4 persen); dan Jawa Tengah Rp 11,1 triliun (5,4 persen).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM dan PTSP) Provinsi DKI Jakarta, Benni Aguscandra mengatakan, realisasi investasi pada triwulan III tahun 2019 ini memberikan torehan kinerja terbaik bidang penanaman modal bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
E-KRK Dapat Meningkatkan Pertumbuhan Investasi di Jakarta"Realisasi investasi PMDN dan PMA pada triwulan III tahun 2019 berhasil menembus Rp 41,1 triliun. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah realisasi investasi DKI Jakarta per triwulan," ujarnya, Kamis (7/11).
Benni menjelaskan, realisasi investasi Provinsi DKI Jakarta pada Triwulan III tahun 2019 sebesar Rp 41,1 triliun, meningkat 56,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Rinciannya, realisasi PMDN sebesar Rp 15 triliun dengan 708 proyek dan realisasi PMA sebesar Rp 26,1 triliun (US$ 1,7 miliar) dengan 2.552 proyek.
"Pada periode triwulan III tahun 2019, realisasi PMA di provinsi DKI Jakarta tertinggi dibandingkan realisasi PMA provinsi lain di Indonesia," terangnya.
Menurutnya, berbagai program dan kebijakan terkait bidang penanaman modal dan kemudahan perizinan telah menjadikan DKI Jakarta sebagai primadona Investasi bagi para investor dalam negeri maupun investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.
"Visi Pak Gubernur dalam mewujudkan Wajah Baru Jakarta yang berbakti, berhati, berkolaborasi dan merangkul, diterapkan dalam kebijakan penanaman modal dan kemudahan perizinan di Jakarta," ungkapnya.
Ia menambahkan, fokus penanaman modal dan kemudahan perizinan tersebut antara lain, pengoptimalisasian Jakarta Investment Centre (JIC) dan perbaikan peringkat kemudahan berusaha (ease of doing business), dengan Jakarta berkontribusi sebesar 78 persen dalam penilaian World Bank.
"Kami juga mengoperasikan gerai memulai usaha (starting business corner) di Mal Pelayanan Publik, mendorong para investor di Jakarta untuk bermitra dengan UMKM, dan promosi investasi terfokus berdasarkan sektor usaha," ucapnya.
Adapun sektor yang paling diminati oleh para investor PMDN yaitu, Konstruksi, Rp 5,8 triliun; Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp 5 triliun; dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp 2 triliun.
Sedangkan, sektor yang paling diminati oleh para investor PMA meliputi Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi, Rp 21,1 triliun; Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp 3 triliun; dan Jasa Lainnya Rp 1 triliun.
"Berbagai upaya terus dilakukan oleh Dinas PM dan PTSP untuk menarik investor diantaranya, melakukan kegiatan promosi investasi kepada calon investor dalam dan luar negeri. Penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kemudahan akses dalam perizinan usaha menjadi fokus utama kami dalam menarik minat investor ke Jakarta," kata Benni.
Benni menuturkan, Kota Administrasi Jakarta Selatan menjadi daerah tertinggi dalam realisasi investasi pada triwulan III tahun 2019 ini.
"Jakarta Selatan itu Rp 24,5 triliun, Jakarta Pusat Rp 14 triliun, Jakarta Timur Rp 1,1 triliun, Jakarta Barat Rp 1 triliun, Jakarta Utara Rp 354 miliar, dan Kabupaten Kepulauan Seribu Rp 114 miliar," tandasnya.